Thursday 20 January 2011

SEJAHTERALAH PARA PENELITI

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) sebenarnya sudah menunjukkan niat baik pemerintah mengembangkan dunia sains. Selain PKM, berbagai program penelitian juga telah digulirkan, baik untuk siswa, guru, dosen, maupun mahasiswa. Sayangnya, niat baik tersebut tidak diikuti manajemen hasil penelitian yang mumpuni.

Pemerintah melalui Dirjen Dikti mestinya memiliki peran ganda berkenaan dengan PKM. Selain merumuskan regulasi, mengonsep program, Dikti harus menjadi evaluator yang jeli. Konsekuensinya, Dirjen Dikti harus memiliki tim pemantau yang andal, tidak sekadar banyak. Mereka bertugas memantau perkembangan tiap penelitian yang sedang berjalan, supaya sesuai dengan konsep awal yang diajukan.

Melalui program PKM, kultur meneliti mahasiswa sebenarnya sudah mulai dibangun. Mahasiswa telah dilibatkan, bahkan diberi otonom, untuk meneliti. Meski demikian, kultur saja tidak cukup. Supaya PKM tidak menjadi anuali tas yang minim manfaat, perlu pengelolaan kegiatan penelitian secara bijak. Penelitian bukan pengabdian ilmu untuk ilmu,
melainkan termanifestasi dalam bentuk manfaat pada masyarakat.

Dialektika penelitian, dari ilmu untuk ilmu, sangat mungkin menggambarkan kondisi dunia penelitian pada umumnya.
Di lembaga-lembaga riset pemerintah, program tidak pernah berhenti bergulir. Namun, manajemen penelitian dan pemanfaatan hasilnya belum optimal. Selain persoalan rendahnya reward, penelitian masih belum diinstalasikan dengan industri.

Persoalan reward, sebagaimana diungkapkan Pembantu Rektor III Undip Sukinta, ternyata bukan perkara sepele. Apalagi karena reward juga mempengaruhi kinerja dan keseriusan peneliti. Jika dikaitkan dengan teori harapan Sartain, bahwa seseorang yang melakukan sesuatu atas harapan tertentu, reward yang layak bisa menjadi solusi.

Pekerjaan peneliti, selain dicitrakan kaku dan membosankan, tidak banyak diminati karena penghargaan dari masyarakat dan pemerintah belum memadai. Di instansi pemerintah, gaji peneliti sama dengan pegawai negeri lain. Jelas itu membuat mahasiswa ciut menekuni dunia penelitian.

Persoalan reward sebenarnya mudah diatasi jika pola link and match penelitian dan dunia industri terimplementasi. Dengan memanfaatkan fasilitas pematenan, kesepakatan yang dibuat bisa saling menguntungkan. Industri memiliki stok produk baru, peneliti pun sejahtera.

Oleh Surahmat
Sumber; Rostrum Media Indonesia, 8 November 2009
http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2009/11/08/INDEX.SHTML#

No comments:

Post a Comment