Melihat Kesederhanaan Atlet Woodbal saat Latihan
Saat sebagian atlet kebanjiran bonus karena berhasil meraih medali pada Asean Games, sejumlah atlet lain berlatih dalam kesederhanaan. Belum punya tempat latihan, mereka menggunakan fasilitas seadanya.
Padahal, atlet tim nasional (timnas) woodball Indonesia tidak kalah berprestasi. Ahris Sumaryanto, salah satu anggota tim, bahkan pernah menjadi juara satu dunia putra. Namanya sempat bertengger di posisi paling atas daftar atlet woodball dunia versi Internastioan Wood Ball Federation (IWBF). Namun karena jarang ikut kompetisi namanya tergusur atlet asing.
Tidak hanya itu. 25 sampai 30 November lalu mereka juga berhasil meraih 3 medali emas pada ajang Taiwan Open di Taiwan. “Tunggal putra dapat satu emas, putri dapat satu, dan tim putra dapat satu,” tutur Kriswantoro, atlet senior yang merangkap jadi official. “Padahal target kami tidak setinggi itu,” lanjutnya.
Ika Yulianingsih, atlet asal Kudus, menjadi atlet paling produktif. Dia mendapat satu emas pada nomor fairway competition putri dan dua perak, masing-masing pada stroke competition double dan fairway competition team.
Pada kompetisi di Taiwan kemarin timnas mengirim 12 atlet. Sebagian besar memang masih duduk sebagai mahasiswa. Ika contohnya, kini masih duduk di semester tujuh pada jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Rekreasi (PJKR) Unnes. Demikian pula tiga rekannya, Agustin Hidayah, Nuraini, dan Kartini. Sedangkan Ida Ayu Ratih juga kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bali.
“Kalau yang dua sudah lulus, dan dua lagi dari Kostrad. Kebetulan tugas di Karanganyar tapi ikut latihan di sini,” terang Krisbiantoro.
Siang yang terik pada Kamis (2/12) kemarin mereka terlihat sibuk latihan. Karena belum memiliki lapangan pasir mereka menggunakan lapangan voley pantai Unnes yang sangat sederhana. “Sebenarnya ini masa rest, tapi kami gunakan untuk latihan bebas,” lanjut Kris. Kondisi lapangan memang tampak kurang bagus. Pasir tidak rata sehingga pukulan kurang akurat.
Di sela-sela latihan, mereka berteduh di sebuah gubuk bambu beratap terpal. Untuk mengusir dahaga mereka hanya berbekal air mineral dan es teh yang dibeli dari kantin. “Masih untung karena latihan dibiayai KONI. Kami ndak sampai urunan kok,” seloroh Matius Bungan, atlet dari Kostrad Karanganyar.
Meski sarana terbatas, mereka tetap semangat. Mereka bahkan sedang mempersiapkan diri bertanding pada Asean Beach Games (ABG) di Oman 6 sampai 18 Desember mendatang. “Sebelumnya kami berlatih di lapangan rumput. Tapi karena di Oman menggunakan lapangan pasir kami coba menyesuaikan,” kata Kris.
Pada kompetisi ABG nanti mereka mengaku tidak punya target muluk-muluk. Sebab, menurut Kris, Taiwan dan Oman masih jadi musuh tangguh. Tapi mereka juga tidak mau pulang dengan tangan hampa. “Yang penting dapat mendali dulu,” ujarnya.
Meski berlatih di lapangan pasir, kendala masih saja ditemui. Jenis pasir yang akan digunakan di Oman berbeda dengan pasir yang ada. “Mungkin di sana lebih lembut,” lanjut Kris. Karena itu mereka berencana berlatih di pantai Bandengan Jepara. “Mudah-mudahan di Bandengan ada pasir yang cocok,” kanjut dia.
Di Indonesia memang tidak banyak fasilitas woodball yang baik. Kris menambahkan, atlet woodball biasanya menggunakan lapangan golf untuk latihan. “Teknik woodball dan golf hampir sama. Tidak ada perbedaan substansial,” ucapnya. Atlet hanya harus menyesuaikan karena stik woodball lebih berat. Bolanya puluhan kali lebih besar sehingga tenaga yang digunakan juga lebih besar. Hanya saja, pada woodbal jarak tembaknya tidak terlalu jauh. Bola dipukul menggelinding, bukan melayang seperti pada pukulan hole in one golf.
Menurut Kris, woodball mulai dikenal publik Indonesia sekitar 5 tahun lalu. “Yang buat orang Taiwan. Makanya markas federasi woodball dunia juga ada di sana,” lanjutnya. Pengurus federasiwoodball Indonesia sedang melobi KONI supaya bisa dipertandingkan di PON. “Semoga nanti juga bisa ditandingkan di Asean Games,” lanjutnya.
Rahmat Petuguran untuk Radar Semarang
Thursday, 20 January 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment