Wednesday, 19 December 2012

Menjual Label Internasional

Di seantero tanah air hanya ada empat perguruan tinggi negeri yang terakreditasi A, yakni UGM, UI, IPB, ITB, dan ITS Surabaya. Kelima perguran tinggi negeri tersebut memang perguran tinggi terbaik yang sebelumnya telah mendapatkan pengakuan sebagai perguruan tinggi internasional. Label perguruan tinggi internasional memang tidak ada kaitannya dengan akreditasi A, tapi keduanya sejalan.

Gelar internasional sekaligus akrditasi A kelima PTN itu mengukuhkan mereka dalam jajaran perguran tinggi terbaik di negeri ini. Dengan sangat cepat status terbaik yang melekat pada mereka membuat masyarakat terpesona. Akibatnya minat masyarakat belajar di sana terus meningkat, meninggalkan PTN lain.

Unnes tampaknya cemburu dengan status mereka. Meski hingga saat ini belum sempat masuk dalam 500 besar perguruan tinggi terbaik di dunia, Unnes sudah ambil langkah menuju ke sana. Sayangnya, harus kita akui, akselerasi kita mengejar lima PTN itu tak cukup. Bahkan upaya Unnes meraih gelar universitas berkelas internasional hanya kosmetika bisnis agar citra di masyarakat terangkat.

Dalam dunia perdagangan ada istilah branding. Langkah ini diambil untuk membangun ictra agar masyarakat sebagai konsumen tertarik. Membranding sebuah produk dapat dilakuakn dengan berbagai cara, salah satunya memberikan kemasan yang unik agar lebih mudah memikat mata konsumen. Status internasional yang coba Unnes dapatkan rupanya baru sekdar kemasan. Langkah ini jelas tidak substansial, karena brand mestinya menjamin kualitas sebuha produk.

Sah-sah saja Unnes mengejar target sebagai perguruan tinggi internasional. Selama langkah yang diambil konstruktif, menguntungkan institusi, mahasiswa dan masyarakat. Jika status internasional hanya dijadikan label dagang, dikhawatirkan institusi ini justru fokus pada pembangunan citra dna menafikan kualitas pada umumnya.

Unnes setidaknya harus memenuhi beberapa parameter perguruan tinggi berkualitas sebelum benar-benar go internasional. Pertama, frekuensi kemunculan jurnal ilmiah karya mahasiswa dan dosen di forum internasional. Parameter ini amat penting karen asecara langsung dapat menunjukkan kapabilitas dan daya saing Unnes dengan perguruan tingi lain di dunia. Saat ini kita bisa berkaca, sebanyak apa karyailmiah dosen dna mahasiswa Unnes menucul di forum internasional?

Kedua, kepakaran dosen dalam bidang tertentu harus diakui dunia. tidak hanya harus menyandang gelar profesor, tetapi karya dan pemikirannya diakui pakar lain dari berbagai negara. Agaknya, karena jumlah guru besar yang Unnes miliki tidak lebih dari 50 orang,  dalam beberapa tahun ke depan belum bisa berkiprah banyak.

Ketiga, memiliki akses antar perguruan tinggi yang memadai. Hubungan yang baik dengan perguruan tinggi lain memungkinkan kerja sama yang lebih intim, baik berupa pertukaran pengajar dan mahaisiswa maupun kerja sama kelembagaan lain.

Mengukur Unnes dengan ketiga parameter di atas, agaknya sulit gelar universitas berkelas dunia diraih dalam waktu dekat. Untuk mencapainya jelas perlu proses panjang. Tidak sekarang, mungkin kemudian.

Rahmat Petuguran

No comments:

Post a Comment