Wednesday, 19 December 2012

Membranding Majalah Sekolah

Agustus lalu Bowo Rianto terpilih menjadi pemimpin redaksi majalah Apresiasi SMA Negeri 1 Wanadadi, Banjarnegara. Dua minggu berikutnya ia membentuk tim redaksi. Ia memilih redaktur, sekertaris, dan reporter melalui seleksi. Untuk menyiapkan penerbitan Bowo juga sudah beberapa kali melakukan rapat redaksi. Sayangnya dia masih bingung majalah sekolah yang dipimpinnnya mau dibuat seperti apa.

Majalah Apresiasi memang telah terbit beberapa kali. Sejak April 2004 Apresiasi telah terbit 8 kali. Tapi menurut redaksi, dari delapan kali terbitan, Apresiasi belum menemukan brand yang diinginkan. “Rubriknya kurang variatif. Memang isinya harus akademis tapi tidak berarti kita hanya memberitakan kegiatan sekolah.” Ucap Bowo dalam sebuah rapat redaksi.

Sebagai media komunitas, seperti majalahs ekolah lain, Apresiasi memang telah memiliki pangsa pasar yang jelas. Pembacanya Apresiasi adalah seluruh siswa dan guru SMA Negeri 1 Wanadadi. Tapi sebagai sebuah media, majalah sekolah juga memerlukan brand agar lebih marketable.

Membranding majalah sekolah, seperti yang dilakukan redaksi Apresiasi, dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, memperkuat identitas melalui logo dan slogan. Apresiasi sendiri telah memiliki logo sejak pertama kali terbit. Sedang slogan Apresiasi, yaitu ajang prestasi, kreasi dan seni adalah akronim dari nama majalah. Slogan tersebut dipilih karena dianggap mampu mencerminkan visi majalah.

Kedua, agar majalah sekolah lebih digemari, harus memiliki rubrik yang jelas. Sebisa mungkin rubrik disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pembaca. Karena majalah sekolah dibaca oleh siswa, sebaiknya berkaitan dengan kegiatan belajar, dan pengembangan bakat. Dengan cara ini majalah sekolah akan semakin dikenal sekaligus dinantikan kedatangannya.

Selanjutnya, cara pandang redaksi harus sesuai sudut pandang pembaca. Redaksi harus menempatkan sudut pandangnya sesuai perspektif siswa. Cara ini akan membuat teman-teman yang membaca hasil liputan dan artikel yang ditulis redaksi akan lebih nyaman. Majalah sekolah harus menempatkan diri sebagai teman yang sedang bercerita, bukan guru yang mengajari.

Atas pertimbangan itulah redaksi Apresiasi berencana akan membenahi Apresiasi pada penerbitan yang akan datang. Selain memantapkan logo dan slogan, redaksi sepakat akan mengganti beberapa rubrik. Sudut pandang pembahasan juga akan dirubah, salah satunya dengan menggunakan sapaan ‘teman-teman’, bukan ‘pembaca yang budiman’. Dengan cara ini Apresiasi diharap semakin eksis dan dekat dengan pembaca.

Rahmat Petuguran


No comments:

Post a Comment