Keluarga Amor adalah kelaurag konservatif. Dengan
kaykinan-keyakinan tradisonallah mereka hidup, termasuk dalam mendidik
anak-anak. Kondisi berubah setelah anakpertama mereka, Husein, menikah dengan
Fatiha. Sang menantu, yang diboyong ke rumah, membawa ide-ide baru yang
bertentangan dengan semangat tradisi itu.
Sebuah pertegkaran klasik, antara mertua perempuan
dengan menantu perempuan, terjadi. Istri Amor, Aisyah, merasa terusik dengan
pemikiran-pemikiran menantunya yang menghendaki kebebasan labih bagi perempuan.
Itu ide yang asing dan tabu bagi Aisyah. Lebih-lebih, ia mendapati ide-ide Fathia
yang menentang tradisi itu disebarkan kepada putra-putranya yang lain, yaitu
Yamina dan Allouoa. Sebuah konflik batin lintas generasi tidak terhindarkan.
Penulis novel ini, Ali Ghalem, memotret kehidupan
sebuah rumah tangga dengan detail. Ia menggunakan adegan-adegan kecil yang
seolah terpisah satu sama lain untuk menyusun konflik yang lebih besar. Dengan
telaten ia mendeskripsikan konflik antartokoh dan menghindari membuat narasi.
Ia menyalurkan gagasan-gagasan personalnya sebagai penulis melalui tokoh. Meski
demikian, pada akhir kisahnya Ali menyatakan keberpihakannya untuk mendukung generasi
muda melepaskan diri dari jeratan tradisi.
Sikap Ali dinyatakan dengan menerasikan dua kondisi
yang tampak kontras. Dia mendeskripsikan Husein sebagai tokoh yang kesepian,
pada akhirnya. Selain kesepian karena ditinggalkan istrinya, ia kesepian karena
telah tercerabut dari masyarakatnya. Pada saat yang sama Husein juga menjadi
anggota masyarakat yang terasing di tempatnya tinggal dan bekerja.
Fatiha, meski tetapi dibayangi nasib buruk usai
meninggalkan rumah mertuanya, memiliki optimisme lebih menjalani kehidupannya.
Dua kata kunci yang membuatnya akan kuat – keduanya dihadirkan penulis jelang
akhir cerita – adalah bayi dan teman. Bayi adalah symbol harapan, kehidupan,
dan kebaruan. Adapun teman-teman adalah simbol dari kekuatan tambahan,
pertolongan, dan kesetiakawanan.
Ali Ghalem membimbing pembaca untuk memahami bahwa
konflik yang dialami keluarga Amor adalah pars pro toto dari masalah yang lebih
besar, yaitu masalah bangsasanya. Sebagai negara bekas jajahan, Aljazair pada
periode 1980 mengalamimasalah mendasar. Di balik proyek-proyek besar yang
dilaksnakan pemerintah, banyak rakyatnya yang menganggur. Kondisi memaska
tenaga kerja usia produktif ke luar negari untuk mendapatkan pekerjaan.
Melalui kisah sebuah keluarga, Ali Ghalem
menceritakan banyak masalah sosial dalam negaranya. Selain ketegangan tradisi
antargenerasi, ia membeberkan masalah ekonomi, ketidakadilan sosial, juga
kedegilan manusia. Rahmat Petuguran
No comments:
Post a Comment