Setelah Batang dan Banjarnegara, sekarang giliran petani sengon di Kecamatan Plantungan, Kendal yang dipusingkan oleh karat tumor yang menyerang tanaman mereka. Puluhan ribu tanaman sengon di wilayah tersebut terserang karat tumor dan terancam gagal panen (Suara Merdeka, 22/6). Penyakit itu sangat memusingkan petani di sejumla daerah karena hingga kini belum ditemukan obatnya.
Selain di ketiga daerah tersebut, karat tumor juga menyerang sengon milik petani di Temanggung. Di daerah ini malah lebih parah, sebab karat tumor telah menghabiskan 15 hektar sengon dalam waktu 2 bulan (Trubus, Agustus 2008). Kondisi ini memaksa petani sengon di Temanggung menebang dini sengon mereka meski harga jualnya masih rendah.
Merebaknya penyakit karat tumor sangat disayangkan petani, apalagi karena komoditas ini sangat menjanjikan. Banyak petani yang menggantungkan hidupnya dari sengon. Dibandingkan jenis kayu menahun lainnya sengon memiliki nilai ekonomis tinggi. Harga sengon bisa mencapai Rp 350 ribu per kubik untuk kualitas terendah, dan Rp 700 ribu perkubik untuk kualitas terbaik. Menteri Kehutanan M.S. Kaban, bahkan memperkirakan pada tahun 2012 harga jual sengon mencapai Rp 1 juta per kubik (Trubus, Agustus 2008). Selain itu, sengon mampu memberikan keuntungan melimpah, sebab bibit sengon yang bisa dibeli dengan harga seribu rupiah per batang bisa menghasilkan uang hingga 1 juta rupiah setelah lima tahun.
Di Jawa Tengah ada dua varietas sengon yang belakangan banyak dibudidayakan. Jenis sengon Solomon banyak ditemukan di Temanggung. Seperti namanya, jenis ini berasal dari kepulauan Solomon di Samudera Pasifik. Dibandingkan varietas lokal, Solomon lebih cepat tumbuh dan lebih resisten terhadap serangan penyakit. Pertumbuhan Solomon bisa 1,2 lebih cepat dibanding jenis lain.
Jenis kedua adalah Morotai, yang diidentifikasi berasal dari Maluku. Seperti Solomon, jenis ini juga unggul dalam kecepatan pertumbuhan, karena bisa mencapai 40 meter. Jenis ini dapat dikenali dari bentuk fisiologis tubuhnya yang hijau, kekar, dan memiliki banyak cabang. Keunggulan lainnya, Morotai bisa bertahan meski di tanah miskin hara sehingga bisa dikembangkan di lahan-lahan kritis, baik berupa lereng maupun perbukitan.
Dibandingkan tanaman hutan lain sengon membutuhkan syarat tumbuh yang mudah. Tanaman ini bisa tumbuh di kebun, pekarangan, tegal, bahkan lahan kritis yang tidak produktif. Pemeliharaannya terhitung mudah, hanya perlu dirawat pada tahun pertama. Setelah sengon mencapai usia 1 tahun dan pertumbuhannya baik petani tidak perlu merawatnya secara intensif.
Minim Pembinaan
Meski harga ekonomis tinggi, perhatian pemerintah terhadap komoditas jenis ini terhitung rendah. Pemerintah hanya memberikan bibit gratis melalui program Gerakan Penghijauan (Gerhan) pada 2006-2009, namun tidak memberikan perhatian setelah sengon di tangan petani. Selama ini Dinas Pertanian juga kurang tanggap memberikan pembinaan penanganan penyakit sengon. Karena itulah petani dibuat kewalahan saat tanaman mereka diserang karat tumor.
Karat tumor adalah penyakit yang disebabkan oleh cendawan Uromycladium tepperiannum. Penyakit ini awalnya menyerang salah satu pohon, namun segera menyebar dengan bantuan angin. Cendawan awalnya menempel di pucuk daun, membuat benjolan hingga sebesar kepalan tangan. Persebaran karat tumor terhitung cepat, hanya satu atau dua minggu. Jika tidak segera ditanggulangi, sengon yang terserang karat tumor dipastikan mati dalam waktu kurang dari 2 bulan.
Sebenarnya karat tumor bisa diatasi dengan amputasi. Batang yang terserang dipotong lantas dimusnahkan agar tidak menular ke batang yang lain. Namun mengingat persebaran karat tumor sudah merambah di beberapa kabupaten cara ini tidak akan efektif. Amputasi bisa dilakukan namun harus dilakukan secara massal di seluruh daerah.
Karena itulah karat tumor tidak dapat diselesaikan secara individu. Dinas Pertanian melalui Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) perlu membimbing petani lebih intensif agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Bimbingan tersebut dapat berupa himbauan, instruksi, atau pelatihan yang dilakukan secara berkala. Dengan cara ini, petani diharapkan tidak cepat-cepat menebang sengon dan menggantinya dengan tanaman lain.
Garam dan Kapur
Meski kesempatan menyembuhkan karat tumor sangat tipis, petani bisa mencoba obat tradisional dari garam dapur dan kapur. Resep ini telah dibuktikan melalui riset oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman, Bogor. Percobaan ini membuktikan garam dapur dan kapur mampu menekan pertumbuhan tumor hingga 96 persen.
Obat dari garam dapur dan kapur diproduksi dengan mencampur keduanya, 1 kilogram garam dicampur dengan 10 kilogram kapur. Keduanya dicampur dengan 10 liter air. Selanjutnya, kedua bahan ini dilaburkan atau disemprot ke bagian batang utama.
Selain garam dapur, petani juga bisa menggunakan campuran belerang dan kapur. Kedua bahan ini dicampur dengan perbandingaan 1:1 dan dilarutkan dalam 10 liter air. Hasil campuran ini kemudian disemprotkan atau dilaburkan pada batang atau bagian yang terserang karat. Cara ini diperkirakan mampu menekan perkembangan tumor di atas 90 persen.
Karat tumor adalah penyakit yang didahului spora yang masuk dalam kambium. Akibatnya, spora berkembang dan mengeblok air dari batang ke daun. Hal itu menyebabkan daun kekurangan cairan, lama-kelamaan akan mlungker dan mati. Jika dibubuhi garam dan kapur, pertumbuhan spora bisa dihambat sehingga tidak menghalangi distribusi cairan.
Meski campuran garam dan kapur atau belerang kapur terhitung murah, ada sejumlah kesulitan yang dijumpai petani. Umumnya petani kesulitan melaburkan atau menyemprot tanaman yang berusia di atas dua tahun. Karena itulah cara labur dan semprot hanya cocok diterapkaan pada sengon muda, antara nol sampai dua tahun. Selebihnya, petani memang harus ikhlas sengonnya ditebang lebih awal meski belum mencapai harga jual ideal.
Surahmat
Pegiat Komunitas Nawaksara di Banjarnegara
Thursday, 14 January 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Betul pak,,sebaiknya sengon yang parah ditebang,,apalagi sekarang ada ulat kantong,,sekali terserang dijamin sengon mati dengan kulit terkelupas dimangsa,,,solusinya?di ganti tanaman jabon
ReplyDelete1.lebih cepat tumbuh
2.tahan karat tumor
3.harga kayu lebih mahal
Jabon-kendal.blogspot.com