Wednesday 13 January 2010

Peran Baru Mahasiswa Banjarnegara

Pemuda adalah tiang bangsa. Kenyataan tersebut disadari benar oleh bangsa ini, sehingga dengan segala keterbatasannya pemerintah berupaya melakukan pembinaan pada para pemuda. Salah satu bentuk pembinaan formal yang pemerintah lakukan adalah melalui perguruan tinggi. Sebagai lembaga pendidikan tertinggi, perguruan tinggi adalah penentu hasil akhir proses pendidikan. Oleh karena itu lembaga ini mestinya mampu menghasilkan intelektual muda yang siap mengabdikan kemampuannya bagi kemajuan bangsa. Lantas bagaimana kiprah mahasiswa (asal) Banjarnegara bagi kemaslahatan masyarakatnya?
Menjadi kaum intelektual yang mahir di berbagai bidang kehidupan, bisa jadi adalah impian pemuda di seluruh negeri ini. Tidak tekecuali bagi putra/putri daerah Banjarnegara. Namun untuk menjadi pemuda berkualitas yang memiliki kecerdasan, keterampilan dan daya saing tinggi bukan perkara mudah. Untuk meraihnya mereka harus belajar keras di berbagai jenjang pendidikan formal sesuai perkembangan fisik dan psikologinya. Mulai dari pendidikan pra sekolah (TK), SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
Dari seluruh jenjang pendidikan tersebut, perguruan tinggi yang kini baru dapat dinikmati sebagian kecil pemuda Indonesia memiliki peran paling strategis. Mereka yang berkesempatan untuk menempa ilmu di perguruan tinggi dianggap sebagai pioneer, yang dianggap lebih baik dari pemuda lainnya. Karena itulah masyarakat tak pernah bosan menanti kiprah dan sepak terjang kaum terpelajar ini.
Walaupun terus mengalami peningkatan, jumlah mahasiswa Banjarnegara memang tidak sebanyak daerah-daerah lain. Dari 458.736 penduduk usia sekolah, hanya 2.176 atau sekitar 0,40% saja yang dapat menyandarkan masa depannya di bangku kuliah. Kondisi ini, bisa jadi disebababkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Begitupun komitmen politik pemerintah daerah yang juga tidak menyentuh perguruan tinggi sehingga sampai saat ini belum ada perguruan tinggi besar, yang dapat memfasilitasi putra daerah untuk meraih cita-cita, berdiri di bumi Banjarnegara.
Namun demikian, kita juga tidak boleh menutup mata atas aspek ekonomi yang seringkali menjadi kendala utama. Biaya pendidikan di perguruan tinggi yang mahal adalah momok menakutkan yang seringkali menjadi penghalang menuju perguruan tinggi. Terlebih jika biaya kuliah yang dimaksud dikalkulasikan dengan biaya hidup yang juga tidak sedikit. Dalam kondisi seperti ini masyarakat memang tidak dapat dipersalahkan. Ada baiknya jika pemerintah mengevaluasi sistem pendidikan nasional agar cita-cita menggratiskan biaya pendidikan dapat terwujud.
Walau berjuang dalam keterbatasan kuantitas, mahasiswa Banjarnegara tetap menjaga eksistensi dan peran sertanya dalam pembangunan daerah. Melalui berbagai organisasi kemahasiswaan, paguyuban kedaerahan, maupun melalui komunitas yang lebih kecil mereka berkomitmen untuk memberikan sumbangsih bagi kemajuan daerah. Mereka sadar betul bahwa kekuatan politik mahasiswa tidak sekuat organisasi atau lembaga lain yang terlibat secara langsung dalam tata pemerintahan dan proses pembangunan. Oleh karena itu mereka membatasi diri pada kapasitas tertentu sesuai proporsi dan kemampuan. Dengan demikian mahasiswa tetap bisa bekiprah sesuai perannya tanpa meninggalkan kesan santun.
Terciptanya komunitas mahasiswa didorong oleh kesamaan visi, kekuatan primordial, sekaligus perasaan senasib sepenanggungan. Dari perasaan semacam itulah tumbuh kesadaran dan kebanggaan pada daerah yang telah membesarkan mereka. Tentu saja kekuatan batin yang tumbuh dalam benak kaum terpelajar seperti mereka tidak cukup dirasakan saja, tapi perlu wahana yang nyata sebagai bukti kecintaan pada daerah dan masyarakatnya.
Di berbagai perguruan tinggi, banyak kita dapati perkumpulan mahasiswa dengan latar belakang daerah. Forum Mahasiswa Banjarnegara (FMB) misalnya. Organisasi mahasiswa Banjarnegara terbesar ini memang menaruh perhatian besar pada pembangunan daerah khususnya bidang pendidikan. Karena itulah mahasiswa yang tergabung dalam wadah ini, baik secara personal maupun forum, kerap melakukan kegiatan atas nama Banjarnegara.
Menjelang penerimaan mahasiswa baru, FMB tidak segan terjun ke sekolah untuk memberikan motivasi dan pengarahan kepada pelajar yang berniat melanjutkan studi di perguruan tinggi. Kegiatan ini agaknya memang sepele, tapi hal ini akan memberi akses yang lebih luas bagi pelajar menuju perguruan tinggi idamannya. Bukan hanya itu, secara makro FMB juga menaruh perhatian besar pada perkembangan dunia pendidikan di daerah. Salah satu bentuk perhatiannya diwujudkan dengan menggelar seminar pendidikan yang dilakukan di Banjarnegara maupun di kampus tempat mereka belajar.
Lain FMB lain lagi dengan Bawor. Perkumpulan mahasiswa Banjarnegara yang mengangkat nama salah satu punakawan ini lebih memilih berkonsentrasi pada bidang seni dan budaya. Sebagai perkumpulan kedaerahan yang berlatar belakang kesamaan kegemaran pada bidang kesenian, Bawor memang belum tumbuh sebesar FMB. Namun menilik agenda dan pogram kerja yang mereka susun, tak pelak Bawor akan banyak berperan mengembangkan kesenian daerah. Walau cikal bakalnya hanya dari dunia teater, kini Bawor mulai melebarkan sayapnya pada dunia sastra dan seni rupa. Tentu saja hal ini akan memperkokoh Bawor dalam posisinya sebagai mahasiswa maupun bagian dari masyarakat.
Selain FMB dan Bawor, sebenarnya ada berbagi perkumpulan maahasiswa Banjarnegara lain. Umumnya mereka bergerak sesuai sesuai bidang yang diminati. Tentu saja perkembangan mereka akan sangat membantu mengingat Banjarnegara memerlukan banyak sekali pemuda berkualitas.
Mahasiswa Banjarnegara memang seperti telah menemukan perannya kembali. Namun demikian, seringkali ruang gerak mahasiswa terkekang pada berbagai keterbatasan sehingga kreativitas mereka kurang tereksplorasi. Ini sangat disayangkan karena ide kreatif dan ekspresi muda mereka kadang harus berakhir sebagai konsep belaka. Untuk mengatasinya memang perlu dukungan dari berbagai pihak yang memiliki kepedulian pada kemajuan daerah. Sudah saatnya mahasiswa, pemerintah, kalangan legislatif, ormas dan kalangan lain bersatu padu mewujudkan Banjarnegara yang lebih baik..

Surahmat
Pegiat Komunitas Nawaksara Banjarnegara

No comments:

Post a Comment